Sabtu, 15 September 2007

AKU APA ADANYA

Tak seperti bintang di langit
Tak seindah sinar pelangi
Kuakui ku bukanlah mereka
Ku apa adanya
Rupaku kan memang begini
Sikapku jelas tak sempurna
Karena diriku bukanlah mereka
Ku apa adanya

(Apa adanya—Edcoustic)

Manusia adalah makhluk ciptaanNya, ia memiliki tugas yang harus diselesaikan kala ia masih melihat dunia. Karena itulah, seorang manusia harus optimal dalam menjalankan amanahnya.

Dalam pelajaran PPKn, tugas manusia ada dua, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Dalam ilmu komunikasi, sangat mudah menjadi makhluk individu atau menghadapi satu individu dibanding bila menghadapi sebuah komunitas masyarakat dengan berbagai karakter.

Sebagai makhluk sosial, manusia terus menghadapi berbagai manusia dengan berbagai karakter. Dalam suatu jamaah, dalam suatu organisasi, dalam suatu lingkup kehidupan kelas, tidak semua teman memiliki pemikiran yang sejalan dengan seorang individu. Tiap manusia memiliki sebuah otak yang terus berpikir tidak sama persis dengan orang lain.

Keragaman adalah seni yang Allah cipta sehingga melalui perbedaan individu terjadi suatu sinergisitas yang mewujud karena perbedaan karakter yang saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, sudah sebaiknyalah sikap setiap manusia memahami keadaan teman, sahabat, atau bahkan saudaranya. Menerima rekan tanpa keinginan yang begitu tinggi akan suatu perubahan karakter sesuai harapannya. Kalau boleh saya lanjutkan bait lagu Edcoustic,

Menjadi diriku dengan segala kekurangan
Menjadi diriku akan kelebihanku
Terimalah aku seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa tak tentu sempurna
Tetap kubangga akan apa yang kupunya
Setiap waktu kunikmati
Anugerah hidup yang kumiliki


Penerimaan kita sebagai makhluk sosial terhadap teman, sahabat, atau saudara kita akan buahkan apa yang sering disebut ukhuwah. Penerimaan kita akan membuat saudara kita, teman, atau sahabat kita optimis dengan keberadaannya sebagai manusia. Begitu banyak efek domino—dalam hal ini efek positif—yang berawal dari penerimaan akan seseorang tanpa pretensi.

Senin, 03 September 2007

Pelangi, aku rindu...

Mentari sinari rumahku
Seperti halnya ia sinari bagian bumi lainnya
Tapi, mentari tak sampai ke hatiku
Ia masih gelap oleh kesendirian
Mentari kasih itu belum siangi hatiku
Hujan kelemahan masih menemani gelapnya kesendirian
Dan kunantikan...
Datangnya mentari kasih itu untuk terangi hatiku
Munculkan pelangi persahabatan
Dihiasi awan kejujuran
Disertai angin ketulusan
Rabb, izinkan kumerindu pelangi itu
Biar kusimpan rindu ini
Tak kulepas ia
Dan suatu saat..
Kurasa indah saat jumpa pelangi itu

Tak Ingin Sendiri

Seutas tali simpul tawamu duhai kawan
Simpulnya jatuh di pelupuk nurani yang tertambat cinta
Cinta berkawan bersama nikmati semusim masa

Di sela kehangatan berkawan adalah aku pandang
Satu persatu garis wajah duhai kawan penuh harapan
Andai saja slalu bersama setiap masa sehati

Suratan Tuhan kita disini menapaki cerita bersama
Cinta berkawan karna sehati dalam kasih Illahi
Tepiskan hal yang berbeda agar kisahmu teramat panjang
Simpan rapi harapan berkawan selamanya...
(Edcoustic)

Rabb, satu lagu itu buatku menangis kala kudapati kondisi saat ini tak seperti dulu lagi
Sebuah kata yang kurindu sampai saat ini...
UKHUWAH
Ya, kata yang aplikasinya tak kudapati lagi di tempat kuberaktivitas hampir setiap hari
Kata yang tak bisa kubangun sendiri
Hampir berputus asa ku dalam perjuangan membentuk kata itu
Hingga kemarin di suatu kondisi...
Kusadari bahwa aku mampu memulai tanpa menunggu, meminta, apalagi mengemis pada yang lain
Cukup kujadikan diriku seorang pejuang untukMu, untuk agamaMu...
Berkorban tanpa peduli posisiku....
Kusadari apa yang kucari akan muncul kala kata lain teraplikasi, Rabb
‘AMAL JAMA’I
Ya, kata itu yang akan munculkan ukhuwah..
Rabb, izinkan kucoba bangkit dari kesendirian ini...
Izinkan ku berazzam
Bismillahirrahmanirrahim...